Ringkasan ilmu antropologi
bab.4
MASYARAKAT
A.KEHIDUPAN
BERKELOMPOK DAN DEFINISI MASYARAKAT
1.KEHIDUPAN
BERKELOMPOK DALAM ALAM BINATANG
Bukan hanya makhluk
manusia saya,melainkan juga banyak jenis makhluk lain yang hidup bersama
individu-individu sejenisnya dalam sebuah kelompok. Dari ilmu
mikrobiologi,misalnya,kita mengetahui bahwa banyak jenis protozoa hidup bersama
makhluk sel sejenis dalam suatu kelompok sebanyak ribuan sel yang masing-masing
tetap merupakan individu sendiri-sendiri.dalam kelompok protozoa misalnya jenis
hydractinia itu,ada suatu pembagian kerja yang nyata antara subkelompok.ada
subkelompok yang terdiri dari ratusan sel yang fungsinya mencari makan bagi
seluruh kelompok; ada subkelompok lain yang fungsinya memproduksi jenis dengan
cara membela diri; ada subkelompok yang fungsinya meneliti keadaan lingkungan
dengan kemampuannya membedakan suhu yang terlampau tinggi atau terlampau
rendah, untuk mendeteksi adanya bahan yang dimakan, adanya lingkungan yang
cocok untuk memproduksi dan lain-lain.
Selain makhluk sel
dan serangga juga banyak jenis binatang yang lebih tinggi, seperti
ikan,burung,serigala,banteng, dan makhluk-makhluk primata, hidup sebagai
kesatuan kelompok
Beberapa ciri yang
dapat kita anggap ciri khas kehidupan kelompok, yaitu;
· Pembagian
kerja yang tetap antara berbagai macam subkesatuan atau golongan individu dalam
kelompok untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup
· Ketergantugan individu kepada individu lain
dalam kelompok sebagai akibat dari pembagian kerja tadi
· Kerja sama
antarindividu yang disebabkan karena sifat ketergantungan tadi
· Komunikasi
antarindividu yang diperlukan guna melaksanakan kerja sama tadi
· Diskiriminasi
yang diadakan antara individu-individu warga kelompok dan individu-individu
dari luarnya
Mengenai asas-asas pergaulan antara makhluk dalam kehidupan
alamiah itu, beberapa ahli filsafat seperti H.spencer pernah menyatakan bahwa
asas egoisme atau asas” mendahulukan kepentingan diri sendiri diatas
kepentingan lain. Sebaliknya, ada beberapa ahli filsafat lain yang menunjukan
bahwa lawan asas egoisme, yaitu asas altruisme atau asas “hidup berbakti untuk
kepentingan lain”, juga dapat membuat jenis makhluk itu menjadi sedemikian
kuatnya sehingga dapat bertahan dalam proses seleksi alam yang kejam. Justru
karena altruisme yang kuat, maka jenis makhluk berkelompok itu mampu
mengembangkan suatu hubungan saling tolong-menolong dan kerja sama yang serasi
sehingga sebagai kelompok mereka menjadi begitu kuat dapat bertahan hidup dalam
alam yang kejam
2. KEHIDUPAN
BERKELOMPOK MAKHLUK MANUSIA
Manusia adalah jenis
makhluk yang juga hidup dalam kelompok dengan demikian, maka pengetahuan
mengenai asas-asas hidup berkelompok yang sebenarnya telah dapat kita pelajari
pada berbagai jenis protozoa,serangga, dan binatang berkelompok tersebut, juga
penting untuk mencapai pengertian mengenai kehidupan berkelompok makhluk
manusia. Walaupun demikian masih ada
suatu asasi yang sangat mendasar antara kehidupan kelompok binatang dan
kehidupan kelompok manusia. Sistem pembagian kerja, aktivitas kerja sama, dan
berkomunikasi dalam kehidupan kelompok bersifat naluri.
Naluri merupakan
suatu kemampuan yang telah terencana oleh alam dan terkandung dalam gen jenis
binatang yang tersangkutan. Sedangkan sistem pembagian kerja, aktivitas kerja
sama, dan berkomunikasi dalam kehidupan kelompok manusia tidak bersiafat
naluri. Hal ini disebabkan karena lepas dari pengaruh ciri-ciri ras, baik
kaukasoid,mongoloid,negroid atau lainnya
Apabila ditemukan
suatu tingkah laku yang efektif dalam menanggulangi suatu masalah hidup maka
tingkah laku itu tentu diulanginya setiap kali masalah serupa timbul. Kemudian
orang mengomunikasikan pola tingkah laku baru tadi kepada individu-individu
lain dalam kelompok dan terutama kepada keturunannya sehingga pola itu menjadi
mantap dan menjadi suatu adat yang dilaksanakan oleh sebagian besar warga
kelompok itu. Dengan demikian, banyak dari pola tingkah laku manusia yang telah
menjadi adat-istiadat itu dijadiakan milik dirinya dengan belajar.
Kelakuan binatang
berkelompok (animal behavior) yang berakar dalam naluri, pada manusia menjadi
tingkah laku yang dijadiakan milik diri dengan belajar (learned action). Agar
ada suatu pembedaan yang tajam antara kelakuan binatang dan tingkah laku
manusia dalam kehidupan berkelompok, sebaiknya diadakan pembedaan istilah juga. Kelakuan binatang dan
kelakuan manusia yang prosesnya telah direncanakan dalam gennya dan merupakan
milik dirinya tanpa belajar, seperti refleks,kelakuan naluri, dan merupakan
milik dirinya tanpa belajar, kita sebut kelakuan (behavior). Sebaliknya,
perilaku manusia yang prosesnya tidak terencana dalam gennya, tetapi yang harus
dijadikan milik dirinya dengan belajar, kita sebut tindakan atau tingkah laku ( action). Oleh karena
pola-pola tindakan laku manusia adalah hasil belajar,
Proses perubahan
yang berbeda-beda menyebabkan timbulnya ragam kesatuan hidup manusia yang
berada di muka bumi ini. Apabila sejenis serangga lebah tetap sama pola
kelakuan dan cara hidupnya dimana pun ia berada, tidaklah demikian halnya pola
tingkah laku dan hidup manusia dia
asia,afrika,amerika utara,amerika latin atau eropa
B. BERBAGAI WUJUD
KELOMPOK MANUSIA
Manusia di muka bumi
saat ini berjumlah lebih dari tiga miliar dan seluruh makhluk jenis homo sapiens itu menampakkan suatu keragaman yang
disebabkan karena ciri-ciri ras kaukasoid,mongoloid,negroid, dan beberapa ciri
lain yang berbeda-beda. Namun seperti yang telah tersebut tadi, beragam ciri
ras itu tidak menyebabkan timbulnya beragam pola tingkah laku manusia. Orang indonesia
misalnya, yang memiliki ciri-ciri ras mongoloid-melayu (orang indonesia
pribumi) tidak begitu berbeda dalam hal adat tingkah lakunya jika dibandingkan
dengan orang indonesia yang mempunyai ciri ras mongoloid cina selatan (orang
indonesia keturunan asing). Serupa itu juga ada orang amerika yang mempunyai
ciri-ciri ras negroid. Dalam hal adat tingkah laku, mereka tidak banyak berbeda
karena kedua-duanya berbicara bahasa inggris dan gaya hidup orang amerika.
Ragam tingkah laku
manusia memang bukan disebabkan karena ciri-ciri ras, melainkan karena
kelompok-kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi, pada zaman
sekarang ini wujud tersebut adalah kelompok-kelompok yang besar terdiri dari
banyak manusia, tersebar di muka bumi sebagai kesatuan-kesatuan manusia yang
erat, dan di sebut negara-negara nasional. Pada akhir abad ke-20 ini, hampir
semua manusia di dunia tergolong kedalam salah satu negara nasional. Di asia
tenggara, tampak kesatuan-kesatuan manusia yang berwujud sebagai negara nasional
besar-kecil, seperti indonesia,malaysia,singapura,papua
nugini,fhilipina,vietnam,laos,kamboja,thailand,myanmar. Di eropa barat misalnya
tampak kesatuan-kesatuan manusia yang juga beerwujud sebagai negara nasional
besar-kecil, seperti inggris,belanda,prancis,denmark,jerman,belgia,luksemburg,lechtenstein
dan banyak yang lain, sebaliknya dalam batas wilayah tiap negara nasional
seperti yang disebut di atas tampak kesatuan-kesatuan manusia yang lebih
khusus, berbeda satu dengan yang lain. Hal ini di sebabkan karena adat-istiadat
dan bahasa suku-bangsa, kadang-kandang juga karena agama, atau karena kombinasi
dari keduanya.
Macam suku bangsa
jawa, yang walaupun sama adat-istiadat maupun bahasanya, berbeda mengenai
agamanaya, yaitu satu beragama islam santri, dan lainnya beragama islam
kejawen. Demikian juga dalam batas wilayah negara inggris misalnya, ada suku
bangsa abglosaxon yang beragama kristen anglikan, dan suku bangsa irish yang
beragama katolik; atau di batas wilayah negara belgia di mana ada suku bangsa
flam yang berbahasa belanda, dan suku bangsa waals yang berbahasa prancis.lebih
khusus, dalam tiap suku bangsa ada kesatuan-kesatuan hidup yang lebih kecil
lagi, yaitu desa dan kota.walaupun semua suku bangsa di negara-negara lain pada
umumnya dan di indonesia pada khususnya, mempunyai wujud seperti yang terurai
tadi, sebagai contoh konkret akan kita tinjau lebih khusus salah satu suku
bangsa, yaitu suku bangsa bali. Orang bali juga hidup dalam desa-desa maupun
dalam kota-kota di pulau bali.
Beragam kesatuan
hidup manusia dalam suatu kesatuan negara nasional mempunyai wujud yang lain.
Beragam wujud ini bukan di sebabkan karena ada suku-suku bangsa yang
berbeda-beda, melainkan karena secara horisontal ada lapisan-lapisan sosial
yang berbeda-beda.warga dari suatu negara dapat kita golong-golongkan misalnya
ke dalam golongan petani, golongan buruh, golongan pedagang,golongan
pegawai,golongan bangasawan, dan lain-lain. Masing-masing golongan tersebut
mempunyai pola-pola tingkah laku, adat-istiadat, dan gaya hidup
berbeda-beda.golongan-golongan seperti itu seolah-olah merupakan lapisan-lapisan sosial, karena ada
penilaian tinggi rendah mengenai tiap golongan tadi oleh warga dan negara yang
bersangkutan.suatu negara dengan beramgam suku bangsa, seperti indonesia
terdapat lapisan sosial yang berlaku untuk seluruh negara. Selain itu juga
terdapat sistem-sistem pelapisan sosial di bali yang berwujud kasta
brahmana,satriya,vaisya, dan sudra, tidak berlaku misalnya dalam adat-istiadat
sunda,minangkabau,aceh,timor atau lainnya.
C. UNSUR-UNSUR
MASYARAKAT
Adanya
bermacam-macam wujud kesatuan kelompok manusia menyebabkan bahwa kita
memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai macam kesatuan tadi.
Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu masyarakat, ada istilah-istilah lain
untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus merupakan unsur-unsur dari masyarakat,
yaitu kategori sosial, golongan sosial, komunikasi,kelompok, dan perkempulan.
Keenam istilah itu beserta konsepnya, syarat-syarat pengikatnya, dan ciri-ciri
lainnya, akan kita tinjau secara lebih mendalam berikut ini.
1.MASYARAKAT
Dalam bahasa inggris
dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, berarti ‘kawan’. Istilah masyarakat sendiri berasal
dari akar kata arab syaraka yang berarti ‘ikut serta, berpatisipasi’.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang paling ‘bergaul’ atau dengan istilah ilmiah, saling
‘berinteraksi’. Negara modern misalnya, merupakan Suatu kesatuan manusia
Berbagai macam prasarana, yang memungkinkan para berinteraksi secara intensif,
dan dengan frekuensi yang tinggi. Suatu negara modern mempunyai suatu jaringan
komunikasi berupa jaringan jalan raya, jaringan jalan kereta api, jaringan
perhubungan udara,jaringan telekomunikasi,sistem radio dan tv, berbagai macam
surat kabar di tingkat nasional, suatu sistem upacara pada hari-hari raya
nasional dan sebagainya. Negara deengan wilayah geografis yang lebih kecil
berpontensi untuk berinteraksi secara intensif dari pada negara dengan wilayah
goegrafis yang sangat luas. Tambah pula bila negara tersebut berupa kepulauan,
seperti halnya negara kita.
Hendaknya
diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi
itu merupakan masyarkat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan
lain yang khusus. Sekumpulan orang yang mengerumuni seorang tukang penjual jamu
di pinggir jalan tidak dapat disebut sebagai suatu masyarakat. Meskipun
kadang-kadang mereka juga berinteraksi secara terbatas, mereka tidak mempunyai
suatu ikatan lain kecuali ikatan serupa perhatian terhadap penjaul jamu
tadi.demikian juga sekumpulan manusia yang menonton suatu pertandingan sepak
bola, dan sebenarnya semua kumpulan manusia penonton apapun juga, tidak disebut
masyarakat,sebaliknya untuk sekumpulan manusia itu di pakai istilah kerumunan.
Di dalam bahasa inggris telah dipakai istilah crowd.istilah yang membuat suatu
kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas
mengenai semua faktor kehidupan dalam batas kesatuan itu.lagi pula, pola itu
harus bersifat mantap dan kontinu; dengan kata lain, pola khas itu harus sudah
menjadi adat istiadat yang khas. Dengan demikian, suatu asrama pelajar,suatu
akademi kedinasan, atau suatu sekolah, tidak dapat kita sebut masyarakat karena
meskipun kesatuan manusia yang terdiri dari murid,guru,pegawai administrasi,
serta karyawan lain itu terikat dan diatur tingkah lakunya oleh berbagai norma
dan aturan sekolah dan lain-lain, namun
sistem normanya hanya meliputi beberapa sektor kehidupan yang terbatas saja.
Sedangkan sebagai kesatuan manusia, suatu asrama atau sekolah itu hanya
bersifat sementara, artinya tidak ada kontinuitasnya. Selain ikatan adat
istiadat khas yang meliputi sektor kehidupan dan kontinuitas waktu, warga suatu
masyarakat harus juga mempunyai ciri lain, yaitu sautu raasa identitas bahwa
mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dari
kesatuan-kesatuan manusia
Ciri ini memang
dimiliki oleh penghuni suatu asrama atau anggota suatu sekolah. Akan tetapi,
tidak adanya norma yang menyeluruh dan tidak kontinuitas, menyebabkan penghuni
suatu asrama atau murid suatu sekolah tidak bisa disebut masyarakat sebaliknya
suatu negara, suatu kota, atau desa misalnya merupakan kesatuan manusia yang memiliki keempat ciri
terurai di atas, yaitu;
· Interaksi
antara warga-warganya,
· Adat-istiadat,
norma,hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh pola tingkah laku
warga negara kota atau desa
· Kontinuitas
waktu
· Dan rasa
identitas kuat yang mengikat semua warga
Itulah sebabnya suatu negara atau desa dapat kita sebut
masyarakat dengan demikian ketiga ciri terurai sebelumnya maka definisi
mengenai masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut: masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu,
dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Definisi itu menyerupai
suatu definisi yang diajukan oleh J.L.GILLIN dan J.P.GILLIN dalam buku mereka curutal sociology yang merumuskan bahwa
masyarakat atau society adalah ‘ the largest grouping in which common customs,
trdisitions, atitudes and feelings of unty are operative’ unsur grouping dalam
definisi itu menyerupai unsur ‘kesatuan hidup’ dalam definisi kita common customs
dan traditions adalah unsur ‘adat-istiadat’ dan ‘kontinuitas’ dalam definisi
kita, serta unsur common attitudes and feelings of unity sama dengan unsur
‘identitas bersama’. Suatu tambahan dalam definisi gillin adalah unsur (the
largest) ‘terbesar’ yang memang tidak di muat dalam definisi kita, dalam bukunya, azas-azas sosiologi guru besar ilmu
sosiologi universitas gadjah mada, M.M. Djojodigoeno, membedakan antara konsep
‘masyarakat dalam arti yang luas dan sempit’
Berdasarkan konsep
djojodigoeno ini dapat dikatakan masyarakat indonesia sebagai contoh suatu ‘
masyarakat dalam arti luas’ sebaliknya, masyarakat yang terdiri dari warga
suatu kelompok kekerabatan seperti dadia,marga, atau suku, kita anggap sebagai
contoh dari suatu ‘ masyarakat dalam arti sempit’.
Kesatuan wilayah,
kesatuan adat-istiadat, rasa identitas komunitas, dan rasa loyalitas terhadap
komunitas sendiri, merupakan ciri-ciri suatu komunikasi dan pangkal dari
perasaan seperti patriotisme,nasionalisme dan sebagainya, yang biasanya
bersangkutan dengan negara . memang,suatu negara merupakan wujud dari suatu
komunitas yang paling besar. Selain negara, kesatuan-kesatuan seperti
kota,desa, suatu rw atau rt, juga sesuai dengan definisi kita mengenai
komunitas yaitu: suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat dan yang terikat oleh
suatu rasa identitas komunitas.
2. KATEGORI SOSIAL
Kategori sosial
adalah kesatuan manusia yang berwujud karena adanya suatu ciri atau suatu
kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu.
Ciri-ciri objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori sosial
itu sendiri tanpa di sadari oleh yang bersangkutan , dengan suatu maksud praktis tertentu . misalnya
dalam masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa ada kategori
warga di atas umur 18 tahun, dan kategori warga di bawah umur 18 tahun dengan
maksud untuk membedakan antara warga negara yang hak pilih dan warga negara tidak
mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Contoh lain adalah bahwa dalam
masyarakat itu juga ada suatu kategori orang yang memiliki mobil, dan suatu
kategori orang tidak memilikinya, dengan maksud untuk menentukan warga negara
yang harus membayar sumbangan wajib dan yang bebas dari sumbangan wajib itu.
Serupa dengan itu, dalam suatu masyarakat dapat diadakan bermacam-macam
penggolongan berdasarkan ciri-ciri objektif untuk berbagai maksud, seperti
kategori pegawai negeri untuk menghitung hadiah lebaran, kategori anak di bawah
umur 17 tahun untuk larangan menonton film orang dewasa, kategori pelajar untuk
memperkirakan pendapatan negara dari spp dan sebagainya. Dengan demikian, tidak
hanya pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu kota saja yang dapat mengadakan
berbagai macam pergolongan seperti itu terhadap warga masyarakat, tetapi
seseorang peneliti untuk keperluan analisinya dapat juga misalnya mengadakan
berbagai macam penggolongan terhadap penduduk dari masyarakat yang menjadi
objek penelitiannya tanpa di sadari oleh yang bersangkutan.suatu kategori
sosial biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat,sistem nilai, atau norma
tertentu, suatu kategori sosial tidak mempunyai lokasi, tidak mempunyai
organisasi, tidak mempunyai pimpinan.
3. GOLONGAN SOSIAL
Dalam masyarakat
indonesia misalnya ada konsep golongan pemuda. Golongan sosial ini terdiri dari
manusia yang oleh pihak luar disatukan berdasarkan atas satu ciri, yaitu ‘sifat
muda’. Namun, selain ciri objektif tersebut, golongan sosial ini di gambarkan
oleh umum sebagai suatu golongan manusia yang penuh idealisme; belum terikat
oleh kewajiban-kewajiban hidup yang membebankan sehingga masih sanggup mengabdi
dan berkorban kepada masyarakat; penuh semangat dan vitalitas; mempunyai daya
memperbarui serta kreativitas yang besar dan sebagainya. Gambaran umum atau
stereotipe yang baik tentang golongan pemuda dalam masyarakat indonesia terjadi
dan berkembang karena ada beberapa peristiwa yang sangsat menentukan dalam
sejarah terjadinya bangsa dan negara kita, misalnya kongres pemuda pada tahun
1928, yang menyerukan kesatuan bangsa indonesia, dan revolusi fisik melawan
pemerintah jajahan belanda mulai tahun 1945 hingga 1949, dimana orang-orang
muda memengan peranan yang sangat penting. Lepas dari kenyataan apakah orang
yang disebut pemuda itu, dan yang di golongankan dalam golongan sosial yang
disebut ‘golongan pemuda’ itu sungguh-sungguh memiliki ciri-ciri ideal tersebut
di atas orang indonesia pada umumnya menganggap golongan pemuda sebagai
golongan yang terdiri dari orang-orang muda seperti itu.
Suatu golongan
sosial yang terpandang dalam suatu masyarakat, belum tentu terpandang dalam
masyarakat lain.’golongan pemuda’ masyarakat indonesia belum tentu terpandang
dalam masyarakat-masyarakat di luar indonesia, skandinavia misalnya. Contohnya
lain,’gologan petani’ yang merupakan suatu golongan yang terpandang dalam
negara-negara yang ekonominya berdasarkan usaha agraria seperti indonesia, sama
sekali tidak terpandang dalam masyarakat lain yang berdasarkan industri atau
perdagangan. Sebaliknya, dalam masyarakat negara-negara tersebut terakhir,
‘golongan usahawan’ lah yang pasti merupakan orang terpandang.golongan sosial
dari orang-orang yang mempunyai ciri penggabungan suatu profesi tertentu
biasanya juga merupakan kesatuan manusia yang selain terikat oleh persamaan
ciri objektif, juga oleh dua unsur terikat oleh etika dokter dan identitas
sosial. Suatu golongan sosial dapat juga timbul karena padangan negatif dari
orang lain di luar golongan itu. Misalnya: golongan negro atau blacks dalam
masyarakat negara amerika serikat, di sebabkan karena ciri-ciri ras yang tampak
lahir secara mencolok dan membedakan mereka dari warga negara amerika serikat
lainnya yang mempunyai ciri-ciri kaukasoid. Sebagai suatu golongan sosial dalam
masyarakat negara amerika serikat tidaka mempunyai adat-istiadat dan sistem
norma khusus dan berbeda dari golongan sosial yang lain.kalau pun sifat khusus
itu ada, perbedaannya hanyalah bersifat minim dan di sebabkan karena banyak di
antara blacks di amerika serikat itu termasuk golongan miskin sehingga
kekhususan tadi di sebabkan karena gaya hidup mereka miskin. Namun tidak
sedikit juga orang blacks disana yang telah menjadi kaya atau terpelajar, dan
adat-istiadat serta sistem norma mereka tidak banyak berbeda dari adat-istiadat
dan norma warga negara amerika serikat lainnya.
Walaupun demikian,
mereka tetap saja mempunyai rasa identitas sosial sebagai suatu golongan dengan
pandangan-pandangan stereotipe yang biasanya merendahkan mereka. Dalam
masyarakat masih ada suatu kesatuan manusia yang dapat disebut golongan sosial,
yaitu lapisan, atau kelas sosial. Walaupun konsep golongan sosial dapat
dibedakan dari konsep kategori sosial melalui tiga syarat pengikat lagi, yaitu
sistem norma,rasa identitas sosial, dan kontinuitas; namun konsep golongan
sosial itu sama dengan konsep kategori sosial, dan tidak memenuhi syarat untuk
di sebut masyarakat. Hal itu di sebabkan karena ada suatu syarat pengikat
masyarakat yang tidak ada pada keduanya, yaitu prasarana khusus untuk melakukan
interaksi sosial
4. KELOMPOK DAN PERKUMPULAN
Suatu kelompok
atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memenuhi syarat-syaratnya,
dengan adanya sistem interaksi antara para anggota, dengan adanya adat-istiadat
serta sistem norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya kontinuitas,
serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua anggota tadi.
Namun, selain ketiga ciri tadi , suatu kesatuan manusia yang disebut kelompok
juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sitem pimpinan, dan selalu
tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada masa-masa yang secara
berulang berkumpul dan kemudian bubar lagi. Kedua ciri khas tersebut sebenarnya
juga dimiliki oleh kesatuan manusia yang paling besar masa kini,yaitu negara,
namun istilah kelompok tidak dikenakan pada negara. Tidak pernah orang bicara
tentang ‘kelompok indonesia’ apabila yang dimaksud adalah negara republik
indonesia. Kota dan desa mempunyai organisasi dan sistem pimpinan tidak bisa
disebut kelompok. Karena kelompok itu selalu lebih kecil dari suatu negara.hal
ini di sebabkan karena ciri lokasi itu bukan khas dari kelompok. Memang ada
kelompok-kelompok yang mempunyai lokasi tertentu, seperti persatuan sepak bola
indonesia mataram (PSIM), sebaliknya ada kelompok-kelompok yang tidak mempunyai
lokasi tertentu, seperti suatu kelompok-kelompok kekerabatan. Contohnya adalah
marga tarigan, yang tidak mempunyai lokasi daerah kaban jahe ditanah karo,
tetapi juga di puluhan daerah lain di indonesia. Pendeknya, unsur lokasi tidak
merupakan unsur yang menentukan hidup matinya suatu kelompok.
Akan tampak adanya
paling sedikit dua macam organisasi.
· Organisasi
yang tidak dibentuk dengan sengaja, tetapi telah terbentuk karena ikatan ilmiah
dan ikatan keturunan yang mengikat warganya dengan adat-istiadat dan sistem
norma yang sejak dulu telah tumbuh dengan tidak disengaja.
· Organisasi
yang dibentuk dengan sengaja sehingga aturan-aturan dan norma yang mengikat
anggotanya juga di susun dengan sengaja
Perbedaan antara kelompok dan perkumpulan
KELOMPOK
|
PERKUMPULAN
|
Primary group
|
Assciation
|
gemeinschaft
|
Gessellschaft
|
Solidarite mechanique
|
Solidarite organique
|
Hubungan familistic
|
Hubungan contractual
|
Dasar organisasi adat
|
Dasar organisasi buatan
|
Pimpinan berdasarkan berdasarkan kewibawaan dan karisma
|
Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum
|
Hubungan berasaskan perorangan
|
Hubungan anonim dan berasas guna
|
5. BERAGAM KELOMPOK DAN PERKUMPULAN
Perkumpulan dapat di
kelaskan beerdasarkan prinsip guna dan keperluannya atau fungsinya. Dengan,
demikian ada perkumpulan-perkumpulan yang gunanya keperluan untuk mencari
nafkah, untuk melaksanakan suatu mata pencarian hidup atau memproduksi barang;
intinya untuk keperluan ekonomi. Perkumpulan-perkumpulan semacam itu misalnya
suatu perkumpulan dagang, suatu koperasi, suatu perseroan, suatu perusahaan dan
sebagainya.
Ada
perkumpulan-perkumpulan yang berdasarkan keperluan manusia untuk memajukan
pendidikan dalam masyarakat seperti suatu yayasan pendidikan atau kelompok
studi, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf dan sebagainya.
Ada perkumpulan untuk
memajukan ilmu pengetahuan seperti himpunan indonesia untuk pengembangan
ilmu-ilmu sosial, atau organisasi-organisasi profesi yang sekaligus juga
bertujuan mengajukan ilmu dan profesi bersangkutan, seperti ikatan dokter
indonesia
Ada perkumpulan yang
berdasarkan keperluan untuk memajukan kesenian, seperti perkumpulan mita buaya
Ada perkumpulan yang
bertujuan melaksanakan aktivitas-aktivitas keagamaan, seperti organisasi islam
Ada pula perkumpulan
yang berdasarkan keperluan manusia untuk aktivitas politik seperti partai
Perkumpulan tadi dapat di anggap sebagai beberapa contoh
diantara berpuluh macam perkumpulan lain yang mungkin ada dalam suatu
masyarakat yang kompleks
6. IKHTISAR MENGENAI BERAGAM
WUJUD KESATUAN MANUSIA
Istilah ‘
masyarakat’ di pakai untuk menyebut dua wujud kesatuan manusia yaitu
‘komunitas’ ( yang menekankan pada aspek lokasi hidup dan wilayah) dan konsep
‘kelompok’ ( yang menekankan pada aspek organisasi dan pimpinan dari
suatu kesatuan manusia). Adapun tiga wujud kesatuan manusia ( yaitu ‘
kerumusan’ ‘kategori sosial’ dan ‘golongan sosial’) tidak dapat disebut
‘masyarakat’
7. INTERAKSI ANTARINDIVIDU DALAM MASYARAKAT
Dalam hal mengenalisis
proses interaksi antara individu –individu lain . masyarakat, kita harus
membedakan dual hal, yaitu; 1. Kontak, dan 2. Komunikasi. Kontak antara
individu juga tidak hanya mungkin pada jarak dekat misalnya ‘berhadapan muka’
juga tidak hanya pada jarak sejauh kemampuan pancaindra manusia, tetapi
alat-alat kebudayaan manusia masa kini seperti tulisan, buku surat
kabar,telepon.radio,televisi memungkin individu-individu berkontak pada jarak
yang sangat jauh
D. PRANATA SOSIAL
1. PRANATA
Dari hari ke hari
manusia melaksanakan banyak tindakan interaksi antarindividu dalam kehidupan
bermasyarakat. Di antara semua tindakannya yang berpola tadi, perlu di adakan
perbedaan antara tindakan-tindakan yang di laksanakannya menurut pola-pola yang
tidak resmi dengan tindakan-tindakan yang di laksanakannya menurur pola-pola
yang resmi. Sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat
dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna
memenuhi berbagai kompelks kebutuhan manusia dalam masyarakat, dalam ilmu
sosiologi dan antrpologi di sebut pranata, atau dalam bahasa inggris
institution
Konsep ‘pranata’
atau institution telah lama berkembang dan dipergunakan dalam ilmu sosiologi,
dan merupakan suatu konsep dasar yang di uraikan secara panjang lebar dalam
semua kitab pelajaran mengenai ilmu itu. Sebaliknya dalam ilmu antropologi
konsep ‘pranata’ kurang di gunakan. Para ahli antropologi lebih suka
menggunakan konsep ‘unsur kebudayaan’ untuk menganalisis aktivitas-aktivitas
manusia dalam masyarakat yang mereka pelajari sepanjang pengetahuan penulis
konsep institution hanya digunakan dalam tiga buku pelajaran antropologi
2. Pranata dan lembaga
Istilah indonesia
untuk institute adalah ‘lembaga’ maka sesuai dengan itu dalam bahasa surat
kabar dan bahasa populer di indonesia sering kita baca istilah ‘dilembagakan’.
Padahal, antara ‘pranata’ dan ‘lembaga’ harus diadakan pembedaan secara tajam.
Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu aktivitas
masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institut adalah badan atau
organisasi yang melaksanakan aktivitas itu
3. MACAM-MACAM PRANATA
Perbedaan antara
lembaga dan pranata
Lembaga,institute
organisasi
|
Pranata,
institution
|
Institut teknologi bandung
|
Pendidikan teknologi
|
Intitut agama islam
|
Pendidikan agama
|
Lembaga ekonomi dan kemasyarakat nasional
|
Pendidikan masyarakat
|
Penerbit kompas, yayasan bentara rakyat
|
Jurnalistik
|
Departemen hankam
|
Keamanan negara
|
Divisi siliwangi
|
Perang
|
PSSI
|
Olah raga
|
Menurut para sarjana, semua pranata dapat dikelaskan kedalam
paling sedikit delapan golongan yaitu:
1. Pranata yang berfungsi untuk
memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan yaitu yang sering disebut kinship atau
domestic institutions
2. Pranata-pranata yang berfungsi
untuk memenuhi keperluan manusia untuk mata pencarian
hidup,memproduksi,menimbun,menyimpan,mendistribusi hasil produksi dan harta
adalah economic institutions
3. Pranata-pranta yang berfungsi
memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota
masyarakat yang berguna adalah educational institutions
4. Pranata-pranata yang berfungsi
memenuhi keperluan ilmiah manusia,menyelami alam semesta sekelilingnya, adalah
scientific institutions
5. Pranata-pranata yang berfungsi
memenuhi keperluan manusia dalam menghayati rasa keindahannya dan untuk
rekreasi adalah aesthetic and recreational institutions
6. Pranata-pranata yang berfungsi
memenuhi keperluan manusia untuk berhubungan dengan dan berbakti kepada tuhan
atau dengan alam ghaib adalah religious institutions
7. Pranata-pranata yang berfungsi
memenuhi keperluan manusia untuk mengatur dan mengola keseimbangan kekuasaan
dalam kehidupan masyarakat adalah political institutions
8. Pranata-pranata yang berfungsi
memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia adalah somatic
institutions
4. PRANATA,KEDUDUKAN DAN PERANAN SOSIAL
Istilah ‘peranan’
memang dipinjam dari seni sandiwara. Berbeda dengan sandiwara,si pemain tidak
hanya memainkan satu peranan saja tetapi beberapa peranan sekaligus atau secara
berganti-ganti. Dalam ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial lain, ‘peranan’
diberi arti yang lebih khusus yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan
oleh individu dalam kedudukan di mana ia berhadapan dengan individu-individu
dalam kedudukan-kedudukan lain. Itu lah sebabnya konsep peranan pengertian
ilmiah mengandung kenyataan bahwa si individu dari waktu ke waktu dapat
berpindah dari satu peranan keperanan yang lain; bahkan jarak antara satu waktu
dengan waktu lain dapat sedemikian dekatnya sehingga seolah-olah tampak sebagai
satu wakttu. Hal itu yang tersebut terakhir ini berarti bahwa seorang individu
dapat menentaskan sekaligus dua atau lebih peranan sosial pada satu saat
tertentu
Untuk tiap
individu dalam masyarakat ada dua macam kedudukan, yaitu kedudukan yang dapat
diperoleh dengan sendirinya, dan kedudukan yang hanya dapat di peroleh dengan
usaha. Golongan yang pertama disebut kedudukan tergariskan (ascribed status)
dan yang kedua disebut kedudukan di usahakan (achieved status
E. INTEGRASI
MASYARAKAT
1. STRUKTUR SOSIAL
Dasar pikirannya
mengenai struktur sosial itu secara singkat adalah seperti yang terurai dibawah
ini:
1. Pangkal dan pusat dari segala
penelitian masyarakat di muka bumi ini, serupa dengan penelitian-penelitian
ilmu kimia itu yang memusatkan perhatian terhadap susunan hubungan antara
molekul-molekul ysng menyebabkan adanya berbagai zat.
2. Struktur sosial dari suatu
masyarakat itu mengendalikan tindakan individu dalam masyarakat, tetapi tidak tampak oleh seorang peneliti dengan
sekejab pandangan, dan harus di abstraksikan sacara induksi dan dari kenyataan
kehidupan masyarakat yang konkret
3. Hubungan interaksi
antaraindividu dalam masyarakat adalah hal yang konkret yang dapat
diobservarsi dan dapat dicatat. Struktur sosial seolah-olah berada di belakang
hubungan konkret itu. Hal ini menjadi terang bila kita perhatikan bahwa
skruktur itu hidup langsung, sedangkan ndividu-individu yang bergerak nyata di
dalamnya dapat silih berganti
4. Dengan struktur sosial itu
seorang peneliti kemudian dapat menyelami latar belakang seluruh kehidupan
suatu masyarakat, baik hubungan kekerabatan, perekonomian, religi, maupun
aktivitas kebudayaan atau pranata lainnya
5. Untuk mempelajari struktur
sosial atau suatu masyarakat diperhatikan suatu penelitian di lapangan, dengan
mendatangi sendiri suatu masyarakat manusia yang hidup terikat oleh suatu desa,
suatu kota besar, suatu kelompok berburu, atau yang lainnya
6. Struktur sosial dapat juga
dipakai sebagai kriterium untuk
menentukan batas-batas dari suatu masyarakat tertentu
2. ANALISIS STRUKTUR
SOSIAL
Dalam suatu
masyarakat kecil dan lokal, kehidupan kekerabatan merupakan suatu sistem yang sering kali
bersifat mat ketat, yang memang mempengaruhi suatu lapangan kehidupan yang
sangat luas, sehingga menyangkut banyak sektor kehidupan masyarakat. Meneliti
sistem kekerabatan dalam suatu masyarakat serupa itu dapat memberi pengertian
mengenai banyak kelompok dan pranata sosial lain. Demikian juga menganalisis
prinsip-prinsip sistem dalam suatu masyarakat kecil sama dengan menganalisis
kerangka dasar dari seluruh masyaraka. Antropologi yang mempunyai pengalaman
cukup lama justru dalam hal meneliti masyarakat lokal, telah mengembangkan
berbagai metode dan konsep , mengenai berbagai sistem kekerabatan yang beragam.
Itulah sebabnya banyak sarjana antropologi
mempelajari struktur sosial melalui analisis dari sistem kekerabatan dalam
masyarakat yang bersangkutan
postingannya sangat membantu materi pembelajarnnya sya, trma ksh gan!!
BalasHapus