BAB II
Makhluk manusia
A. Makhluk Manusia di antara
Makhluk-makhluk Lain
Di pandang dari sudut biologi, manusia
hanya merupakan satu jenis makhluk di antara lebih dari
sejuta jenis makhluk lain, yang pernah atau masih menduduki alam dunia ini.
Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, di antaranya yang terkenal
adalah Charles Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses evolusi biologi.
Menurut teori itu , bentuk hidup tertua di muka bumi ini, terdiri dari
makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana seperti Protozoa. Dalam jangka
waktu beratus-ratus juta tahun lamanya timbul dan berkembang bentuk-bentuk
hidup berupa makhluk-makhluk dengan organism yang makin lama makin kompleks, dan dalam waktu terakhir ini telah
berkembang ataau berevolusi makhluk-makhluk seperti kera dan manusia.
Sama halnya dengan beribu-ribu macam
makhluk lain, manusia juga menyusui keturunannya; kedalam satu golongan, yaitu
kelas binatang menyusui, atau mamalia. Dalam kelas mamalia ini terdapat satu
subgolongan atau suku, yaitu sukuprimate. Dalam suku ini, semua jenis kera, mulai dari yang kecil sebesar
tupai seperti tarsi, sampai pada kera-kera besar seperti gorilla, di kelaskan
menjadi satu dengan manusia.
B. Evolusi Ciri-ciri Biologis
1. Sumber Ciri-ciri Organisme Fisik
Di manakah letak sumber
dari ciri-ciri biologi yang menyebabkan berbagai cirri organism lahir, menurut
para ahli biologi cirri-ciri biologi itu termaktub di dalamgen, atau dalam bahasa inggris
disebut gene. Organisme dari semua makhluk di dunia, tidak hanya makhluk satu
sel tetapi juga kera dan manusia yang jumlah selnya sampai sepuluh triliun
(10.000.000.000.000) banyaknya. Setiap inti selterdiri dari 46 bagian berupa ulat-ulat kecil yang terdiri dari serat-serat
berspiral. Ulat-ulat kecil itu di sebut oleh para ahli biologi kromosom; pada kromosom-kromosom inilah
terletak beribu-ribu pusat kekuatan dengan berbagai macam struktur biokimia
yang khas, yang menjadi sebab dari segala cirri organisme makhluk yang bersangkutan.
Pada waktu konsepsi,
apabila sel sperma berpadu dengan sel telur, maka akan terjadi suatu sel buah
atau zygote. Seluruh organisme baru akan
timbul dari zygote tadi, dengan suatu proses
yang di sebut mitosis.
Anggapan bahwa cirri-ciri
tubuh tidak di turunkan melalui darah,tetapi melalui saluran lain. Seorang
pendeta bangsa Austria bernama Gregor Mendel, ia mengobservasi proses
menurunkan cirri-ciri organisme dalam kenyataan alam.
2. perubahan dalam proses keturunan
Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam
organisme.suatu ketika gen telah lama di turunkan dari generasi ke generasi
beribu-ribu tahun lamanya saat terbentuk pada zygote yang baru, dapat berubah sedikit sifatnya. Akibatnya individu baru
yang tumbuh dari zygote tadi akan mendapat suatu cirri tubuh yang baru yang tidak ada pada nenek moyangnya. Sebab-sebab sebenarnya dari
kekuatan evolusi ini rupa-rupanya belum di ketahui oleh para ahli biologi.
Seleksi dan adaptasi adalah suatu
proses evolusi yang berasal dari alam sekitar. Menurut para ahli sekarang, banyak cirri baru yang terjadi karena
mutasi pada kelompok-kelompok manusia, sering terbukti lebih cocok dengan alam sekitar
yang juga selalu berubah-ubah itu. Individu-individu dengan cirri-ciri lama
lambat laun selalu akan berkurang jumlah kelahirannya, dan akhirnya tidak akan di lahirkan lagi. Dapat
kita simpulkan bahwa suatu ras baru denga cirri-ciri baru telah “bercabang”
dari suatu ras yang lama.
C. Evolusi Primata dan Manusia
1. Proses Percabangan Makhluk Primata
Manusia merupakan suatu
makhluk cabang dari semacam makhluk primate yang telah melalui proses evolusi.
Meurut penelitian paling
akhir makhluk pertama dari suku primate muncul di muka bumi sebagai suatu
cabang dari makhluk mamalia sudah kira-kira 70 juta tahun yang lalu, di dalam
suatu zaman yang oleh para ahli geologi di sebut Kala Paleosen Tula. Dalam masa
yang amat lama makhluk primate induk tadi bercabang lebih lanjut ke dalam
subsuku dan infrasuku khusus, dan di antaranya telah terjadi proses percabangan
antara keluarga kera-kera pongid (kera-kera besar) dari keluarga hominid yang merupakan anggota makhluk
nenek moyang manusia.
Cabang yang timbul kemudian,
pada permulaan kala meosen kira-kira 20 juta tahun yang lalu, adalah kera pongopygmeus atau orang utan. Daerah asal orang utan
adalah konon Afrika timur yang ketika itu masih menjadi satu dengan daerah
Arab, hingga terletak lebih dekat pada Asia Selatan daripada sekarang. Orang
utan memang merupakan makhluk kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon besar dan
tinggi, dan hidup dari buah-buahan besar, bebas dari gangguan makhluk hutan
rimba lainnya. Orangutan membiak dan menyebar melalui pucuk-pucuk pohon besar
di daerah hutan rimba di Asia Barat Daya,Asia Selatan, hingga Asia Tenggara
dalam jangka waktu 1-2 juta tahun lamanya.
Cabang ketiga adalah
sejenis makhluk yang menurut perkiraan para ahli menjadi nenek moyang manusia.
Percabangan ini terjadi kira-kira 10 juta tahun yang lalu pada bagian terakhir
dari Kala Miosen. Fosil-fosil makhluk ini menunjukkan sifat yang lain daripada
yang lain, yaitu ukuran badan raksasa yang jauh lebih besar daripada kera
gorilla yang hidup sekarang. Para ahli memperkirakan bahwa kera-manusia raksasa
ini juga hidup dalam kelompok-kelompok seperti halnya jenis-jenis kera besar
lainnya, dan dengan demikian dapat tahan hidup, berkembang biak, dan seperti
orangutan, juga menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Tenggara. Namun,
karena perubahan alam yang terjadi dal;am bagian akhir Kala Miosen, maka
seperti halnya dengan orangutan, kera-manusia raksasa ini juga menghilan dari
Afrika dan Asia Selatan dan hanya bertahan di Asia Tenggara, hingga akhirnya
kandas juga disana karena sebab-sebab yang belum dapat diketahui.
Cabang keempat adalah
cabang-cabang kera pongid yang lain,yaitu gorilla dan
simpanse, terjadi kira-kira 12 juta tahun yang lalu pada akhir Kala
Miosen.kedua makhluk kera dari Afrika ini dapat menyesuaikan diri dengan berevolusi
mengembangkan organism yang dapat hidup di pohon maupun di darat. Percabangan
khusus atau spesialisasi biologi antar gorilla dan simpanse terjadi karena
perkembangan dari dua lingkungan ekologi yang khusus di Afrika Tengah sebelah
timur dari Sungai Niger.
Proses percabangan berikut,
yang rupa-rupanya terjadi di Afrika Timur, timbul dari evolusi makhluk gigantantrhopus sebelum kera-kera manusia
raksasa itu menghilang dari Benua Afrika. Cabang inilah menurut para ahli akan
berevolusi menjadi makhluk manusia. Makhluk yang akan menurunkan manusia ini
berhasil menyesuaikan diri dengan proses menghilangnya hutan rimba di Afrika
Timur proses timbulnya sabana-sabana terbuka dengan hutan-hutan terbatas dan
gerombolan-gerombolan berukal tersebar disana-sini.
2. Makhluk Primate Pendahulu Manusia
Makhluk primate yang di
anggap menurunkan jenis-jenis kera besar seperti orangutan, gorilla, dan
simpanse, maupun manusia adalah seekor makhluk yang fosilnya berupa rahang
bawah ditemukan di Saint-Gaudens,Prancis Selatan, pada pertengahan abad yang
lalu. Makhluk yang oleh para ahli di beri namadryopithecus itu hidup dalam akhir Kala
Oligosen dan permulaan Kala Miosen, kira-kira 21 juta tahun yang lalu, di
hutan-hutan di daerah yang kini menjadi Eropa Selatan dan Afrika Utara.
Makhluk induk kedua adalah gigantantrhopus yang telah di jelaskan
sebelumnya, hidup pada akhir Kala Miosen lebih-kurang 10 juta tahun yang lalu.
Pengetahuan para ahli mengenai wujud, sifat-sifat, dan penyebaran makhluk
kera-raksasa ini masih terlampau sedikit karena terbatasnya jumlah fosil yang
di temukan untuk menelitinya.
Banyak ahli antropologi
terkemuka pernah meneliti dan menganalisis fosil-fosil australophytecus, sedangkan fosil dari oldovai di analisis oleh L.S.B.Leaky
dengan menggunakan metode baru untuk menganalisis umur dari lapisan bumi, yaiu
metode potassium argon. Hasil analisis itu mendapat
kesimpulan bahwa makhluk yang di berinya nama khusus yakni zinjanthropus itu hidup di daerah-daerah
Sabana di Afrika Timur lebih-kurang 2 juta tahun lalu, dan makhluk tersebut
merupakan makhluk induk manusia jenis Australopithecus yang paling dekat. Pada masa 2 juta tahun lalu, bumi mengalami suatu
masalah dalam sejarah perkembangan kulit bumi yang berbeda dengan sekarang, yaitru suatu
kala es di daerah-daerah utara dan selatan, dan suatu kala kering di daerah
tropis.
Kala es atau kala glacial
adalah zaman ketika seluruh eropa utara sampai kira-kira garis pegunungan Alpen
di Swiss; sebagian dari Asia Utara; seluruh Kanada dan Amerika Utara (sampai
kira-kira garis daerah danau-danau di Michigan); dan ujung selatan Amerika
Selatan, tertutup lapisan es yang tebal(gletcher). Daerah-daerah tersebut di atas pada Kala Glasial mempunyai iklim yang
hamper sama dengan iklim daerah Kutub pada masa sekarang.
Pada akhir berlansungnya
tiap Kala Glasial, maka bumi mempunyai wujud yang berbeda mengenai garis antara
darat dan laut. Hal ini di sebabkan karena pada masa itu muka air laut lebih
rendah sehingga banyak daratan yang sekarang tergenag air berada di atas muka
laut. Indonesia waktu itu bukan merupakan kepulauan, melainkan suatu daeraah
daratan yang menjadi satu dengan Asia.
Selama tiap Kala Glasial,
daerah tropis bersifat lebih kering daripada waktu Kala Interglasial, sehingga
hutan-hutan rimba tropis berkurang padatnya dan berubah menjadi daerah padang
rumput dengan gerombolan-gerombolan hutan yang tersebar
3. Bentuk-Bentuk Manusia Tertua Sebelum pecah perang Dunia II telah di
temukan lebih dari 20 fosil, dan di antaranya ada suatu rangkaian penemuan yang
juga menjadi terkenal sekali, yaitu rangkaian penemuan antara 1931 dan 1934,
berupa 14 fosilpithecanthropuserectus yang terdiri dari 12 tengkorak
dan dua tibia, di dekat desa Ngandong,
juga di lembah Bengawan Solo, di sebelah utara Trinil, oleh seprang ahli
geologi Jerman bernama G.H.R.Von Konigswald. Ahli paleoantropologi Indonesia,
Teuku Jacob, yang meneliti ke-14 Fosil itu secara mendalam sekali,menyebutnya pithecanthropus soloensis.
Dua buah penemuan lain dalam tahun 1936
di desa Perning dekat Majakerta dan di desa Sangiran di dekat Surakarta,
mempunyai arti yang sangat khusus karena kedua fosil tadi terletak sebagai
deposit sekunder dalam lapisan pleistosen tetapi di bagian yang sangat tua (lower Pleistocene), dan di perkirakan berumur kira-kira 2
juta tahun. Fosil-fasil itu sekarang di sebut pithecanthropus majakertensis.
Sebelum perang Dunia II pecah, di
Sangiran masih di temukan lima buah fosil lagi, sedangkan 13 fosil pithecanthropus lainnya di temukan sesudah
Indonesia merdeka. Adapun fosil pithecanthropus yang terakhir di temukan dalam tahun
1973 adalah fosil dari desa Sambungmacan di dekat Sragen. Dengan demikian,
jumlah fosil pithecanthropus yang di miliki oleh dunia ilmiah
seluruhnya berjumlah 41 buah.
Makhluk pithecanthropus, termasuk meganthropus palaeojavanicusmrmang oleh para ahli paleoantropologi
sekarang di anggap sebagai makhluk pendahulu manusia di kawasan luas Asia,
khususnya Asia Tenggara, dalam suatu jangka waktu yang sangat panjang, yaitu
dari 2 juta hingga 200.000 tahun yang lalu. Ia hidup dalam kelompok-kelompok
berbulu kecil yang terdiri dari 10 hingga 12 individu. Jangka waktu hidupnya
rupa-rupanya masih singkat,yaitu rata-rata 20 tahun, sehingga makhluk
pithecanthropus yang berumur 10 tahun telah merupakan makhluk dewasa.
Sementara itu makhluk pithecanthropus
berevolusi terus. Isi otaknya menjadi lebih besar, dan suatu hal yang istimewa adalh bahwa
beberapa bagian organnya,seperti tenggorokan, rongga mulut, lidah dan bibir
berevolusi sedemikian rupa sehingga ia dapat membuat fariasi suara yang makin
lama makin banyak dan kompleks. Pada akhirnya ia bias berbahasa. Rupa-rupanya
evolusi organ yang memungkinkan berkembangnya bahasa itu di dorong oleh
kebutuhan untuk mempunyai suatu sistim komunikasi yang kompleks. Sistim
komunikasi yang kompleks itu berkembang karena tergolong oleh kebutuhan untuk
melaksanakan suatu sistim pembagian kerja yang kompleks pula.
Bahasa juga menyebabkan
otak lebih berkembang, begitu juga sebaliknya. Karena itu
Teuku Jakob menganggap bahwa kedua unsure dalam kehidupan manusia, yaitu akal
dan bahsa, merupakan landasan yang memungkinkan kebudayaan berevolusi.
Makhluk yang mempunyai
kebudayaan itulah yang baru dapat di sebut makhluk manusia secara
penuh. Makhluk pithecanthropus berevolusi menjadi makhluk
semacam itu dalm jangka waktu yang sangat lambat, yaitu lebih dari 1.500.000
tahun lamanya.
4. Bentuk Manusia dari Kala Pleistosen
Muda
Di luar Eropa, makhluk
jenis homo neandertal meninggalkan sisa-sisanya di
palestina, tempat telah di temukan beberapa fosil semacam neandertal yang di sebut homo palestinensis, dalam suatu gua bernama Gua Tabun di dekat Mount Carmel.
Fosil-fosil homo neandertal di Eropa sering di temukan
bersamaan dengan bekas-bekas api yang menunjukkan bahwa mereka hidup dalm suatu
lingkungan iklim yang dingin Kala Glasial terakhir.
Sebelum perang Dunia II
fosil-fosil yang di temukan di Ngandong malahan juga di anggap sejenis dengan homo neandertal, dank arena itu di sebut homo soloensis,dan terkenal dengan nama itu.
5. Manusia Sekarang atau Homo Sapiens
Makhluk manusia homo
sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri ras Astraloid adalah makhluk
yang fosilnaya di temukan di dekat desa Wajak di lembah Sungai Brantas, dekat
Tulung Agung, jawa timur bagian selatan, dalam lapisan bumi Pleistosen Muda. Fosil
tersebut, yang di sebut homo Wajakensis, di perkirakan hidup kira-kira
40.000 tahun yang lalu. Manusia Wajak itu rupa-rupanya terbesar di daerah
daratan sunda, ketika daerah itu belum seluruhnya terbenam air.
Makhluk manusia homo
sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri Ras Mongoloid adalh makhluk
yang fosilnya di temukan dekat Chou Koutien, tempat di temukan fosil pithecanthropus pekinensis terurai sebelumnya.
Makhluk manusia homo
sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri Ras Kaukasoid adalah makhlik
yang fosilnya di temukan dekat desa Les Eyzies di Prancis.
Makhluk manusia homo
sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri ras Negroid adalah makhluk
yang fosilnya di temukan di tengah-tengah Gurun Sahara, di dikat Asselar,
kira-kira 400 km sebelah timur laut Timbuktu.
Semua fosil yang di temukan
di Benua Amerika adalah fosil homo sapiens dari Ras khusus Mongoloid Amerika.
Fosil yang paling terkenal di antaranya adalah fosil dari Tapexpan dan fosil
wanita yang di gali di Minnesota, yang umurnya tidak lebih dari 20.000 tahun.
D. Aneka Ragam Manusia
1. Salah Paham Mengenai Konsep Ras
Makhluk manusia yang hidup
dalam berbagai macam lingkungan Alam di seluruh muka bumi menunjukkan beragam
cirri-ciri fisik yang tampak nyata. Cirri-ciri lahir seperti warna kulit,
pengertian “Ras” atau golongan manusia yang berdasarkan berbagai cirri fisik
secara umum.
Dalam sejarah
bangsa-bangsa, konsepsi mengenai beragam cirri fisik manusia itu telah
menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah paham besar
yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa. Salah paham itu mengacaukan
cirri-ciri Ras (yang sebenarnya harus di khususkan pada cirri-ciri jasmani
semata-mata), dengan cirri-ciri rohani; dan lebih dari itu, salah paham tadi
member penilaian tinggi rendah kepada Ras-Ras berdasarkan tinggi-rendah rohani
dari Ras-ras itu.
2 .Metode-metode Untuk Mengkelaskan
Aneka Ras Manusia
Cirri-ciri genotype dapat di ketahui
pada gen yang tidak mudah di ubah oleh penngaruh proses mutasi,seleksi,dan
sebagainya. Gen ini misalnya gen untuk golongan daraah A-B-C; gen untuk tipe
darah MN, gen untuk kemampuan mencium bau zat phenylthio-carbomide dan sebagainya. Dengan demikan kita
lihat sekarang berkembangnya metode-metode untuk mengklasifikasikan RAs-ras
berdasarkan frekuensi golongan darah. Tentu di dalam suatu daerah terdapat
individu-individu dari semua golongan darah, bahkan dalam satu keluarga intipun
ayah mungkin mempunyai darah A, ibu darah O, anak-anak mungkin ada yang mempunyai
darah AB, ada yang O dan sebagainya, tetapi suatu frekuensi tertentu dari satu
macam golongan darah akan tampak juga dalam daeraah-daerah tertentu di muka
bumi ini. Demikian misalnya, sungguhpun pada orang Sunda terdapat
individu-individu dari semua golongan darah, namun konon ada suatu persentase
tinggi (yaiotu kurang-lebih 51%) penduduk Jawa Barat yang berdarah O, demikian
pula walaupun di antara Penduduk Tokyo umpamanya terdap[at individu-individu
dari semua golongan darah, tetapi di antar kira-kira 30.000 individu yang
pernah di teliti, terdapat suatu frekuensi tinggi dari darah A dan B. dengan
demikian, apabila daaeraah-daerah dengan presentase-presentase golongan darah
yang sama itu di hubungkan dengan garis-garis di atas peta (isogenes), maka kita
mungkin dapat membuat suatu gambaran dari bangsa-bangsa yang dulu berasal dari
satu nenek moyang. Metode-metode klasifikasi serupa inilah yang sekarang mulai
banyak di pergunakan dalam ilmu antropologi, walaupun masih banayk di kritik.
3. Salah Satu Klasifikasi dari Beragam
Ras Manusia
Berikut ini suatu
klasifikasi yang beeasal dari A.L.Kroeber, tampak secara jelas garis besar
penggolongan ras-ras yang terpenting di dunia dan hubungannya satu sama lain.
1. AUSTRALOID
Penduduk asli Australia
2. MONGOLOID
a. Asiatic Mongoloid (Asia Utara,Asia Tengah, dan
Asia Timur)
b. Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Kepulauan
Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan)
c. American Mongoloid (penduduk asli Benua Amerika
Utara dan Selatan dan orang Eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del
Fuego di Amerika Selatan)
3. CAUCASOID
a. Nordic (Eropa Utaara sekitar laut
Baltik)
b. Alpine (Eropa Tengah dan Timur)
c. Mediterranea (penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika
Utara, Armenia, Arab, dan Iran)
d. Indic (Pakistan, India,Bangladesh,
dan Sri Lanka)
4. NEGROID
a. African Negroid (Benua Afrika)
b. Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung
Melayu dan Filipina)
c. Melansia (Papua atau Irian dan
Melanesia)
5. RAS-RAS KHUSUS
Tidak dapat di klasifikasikan ke dalam
keempat ras pokok
a. Bushman (di daerah Gurun Kalahari di
Afrika Selatan)
b. Veddoid (di pedalaman Sri Lanka dan
Sulawesi Selatan)
c. Polynesian (di kepulauan Mikronesia dan
Polinesia)
d. Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido di
Jepang Utara)
E. Organ Manusia
1. Perbedaan Organ Manusia dan Organ
Binatang
Makhluk manusia adalah
makhluk yang hidup dalam kelompok, dan mempunyai organ yang secara biologis
sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang berkelompok lain.
Walaupun demikian, otak manusia telah berevolusi palin jauh jika di bandingkan dengan
makhluk lain. Otak manusia yang telah di kembangkan oleh bahasa, tetapi yang
juga mengembangkan bahasa mengandung kemampuan akal, yaitu kemampuan untuki
membentuk gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang makin lama makin tajam.
Dengan demikian bahasa manusia
itu mengabstraksikan dan menyimpan tiappengetahuan baru kedalam lambing vocal
atau kata-kata baru, yang makin lama makin banyak jumlahnya.
Dengan bahasa, maka
pengetahuan manusia selama berpuluh-puluhan ribu generasi sejak jaman makhluk
induk austrapithecus berkeliaran di daerah-daerah sabana afrika selatan hingga
sekarang itu, telah berakumulasi yaitu telah bertimbun membanyak menjadi
himpunan pengetahuan akal manusia yang merupakan dasar dari yang disebut
kebudayaan manusia.
Kemampuan otak manusia
untuk membentuk gagasan-gagasan dari konsep-konsep dalam akalnya menyebabkan
manusia dapat membayangkan dirinya sendiri sebagai suatu identitas tersendiri,
lepas dari lingkungan alam sekelilingnya.
Akhirnya, kehidupan
organism manusia juga berbeda dengan kehidupan organisme binatang dengan adanya
pula penyambung hasrat alamiahnya untuk keindahan.
Kebudayaan manusia tidak
terkandung dalam kapasitas organnya. Artinya tidak di tentukan dalam sisti
gennya, berbeda dengan kemampuan organ binatang.
thanks postingannya sangat membantu ;)
BalasHapusLucky 15 Casino: Review & Bonus Code for Indian Players
BalasHapusRead 나주 출장안마 our Lucky 15 김해 출장안마 casino review and 천안 출장샵 get the latest promo codes for Indian players. Lucky 15 Slots 김포 출장안마 Bonus Code. Lucky 15 안양 출장마사지 Casino